KOMPAS.com - roziirawan.blogspot.com - Perkembangan layar sentuh capacitive
seakan menihilkan kebutuhan akan stylus. Tak lagi perlu alat bantu,
interaksi dengan gadget bisa dilakukan langsung dengan sentuhan tangan.
Tapi segala jenis sentuhan tangan ternyata belum bisa menggantikan
peran pena di atas kertas untuk kebutuhan tertentu. Terutama, tentunya,
kebutuhan yang terkait gambar-menggambar seperti desain grafis, olah
foto atau sekadar corat-coret ide.
Oleh karena itu, mungkin
inovasi terbaik yang pernah dilakukan Samsung pada Android adalah
menambahkan stylus pada Galaxy Note. Penambahan stylus yang dilakukan
Samsung berbeda dengan yang dilakukan vendor lain. Sejauh ini, S Pen
Samsung termasuk yang paling lancar di Android.
Galaxy Note
boleh dibilang sukses sebagai sebuah perangkat semi-tablet yang
digunakan untuk menggambar. Maka langkah logis selanjutnya adalah
memperluas permukaan layarnya: lahirlah Galaxy Note 10.1.
Dengan layar lebih luas, Galaxy Note 10.1 sungguh-sungguh sebuah tablet.
Tapi, apakah inovasinya berhenti di sekadar "menambahkan stylus pada
Galaxy Tab 2"? Mari simak bersama dalam ulasan KompasTekno ini. (Simak juga video review-nya di bagian bawah tulisan ini)
Bentuk dan Desain
Mari mulai dengan bentuk
fisiknya. Sepintas, penampakan Galaxy Note 10.1 nyaris tak ada bedanya
dengan Galaxy Tab 2 10.1. Kami mencoba perangkat dengan warna putih,
namun ia juga tersedia dengan pilihan warna hitam.
Dibandingkan Galaxy Tab generasi pertama desain tablet ini memang sudah
banyak mengalami perubahan. Wajahnya kini dihiasi oleh bezel warna
aluminium. Pada Galaxy Note 10.1, bezel atas dan bawah lebih tipis
dibandingkan di Galaxy Tab 2.
Samsung juga menempatkan speaker
pada bagian depan tablet, ini mengurangi kemungkinan speaker tertutup
tangan saat digunakan menonton video dan lainnya.
Penempatan
tombol dan port Galaxy Note 10.1 difokuskan pada sisi atas perangkat.
Mulai dari audio jack (untuk headphone), pengirim sinyal inframerah
(seperti remote control), slot untuk SD Card, pengatur volume dan tombol
power.
Di bagian bawah, Samsung tampak masih mempertahankan
port data dan daya yang pipih. Port ini sungguh ganjil, karena sekilas
mirip port pada iPad namun jelas tak akan cocok jika kabel iPad ditanam
di sana. Akan lebih baik jika Samsung melupakan jenis port ini dan
menggunakan port micro-USB yang lebih lazim.
Di bagian bawah
juga adalah tempat keluarnya S Pen, pena stylus khas untuk Galaxy Note
10.1. Pena ini tersembunyi di sebuah slot khusus yang ada di sisi kanan
perangkat.
Paduan warna putih dan perak pada Galaxy Note 10.1
yang kami coba tampak cukup manis. Entah kalau sudah digunakan cukup
lama, apakah warna putih itu akan ternodai seiring aktivitas pengguna.
Selain putih, Samsung menyediakan pilihan warna hitam.
Kesan
pertama yang didapatkan saat memegang Galaxy Note 10.1 memang tidak
terlalu mantap. Elemen plastik yang digunakan pada tubuh tablet ini
tidak terasa kokoh di tangan.
Di sisi lain, pemilihan plastik
memungkinkan Galaxy Note 10.1 terasa ringan. Jauh lebih ringan
dibandingkan perangkat tablet lain yang menggunakan permukaan aluminium.
Di bagian belakang tablet ada sebuah kamera. Kualitasnya
jangan terlalu diharapkan. Lagipula, siapa sih yang mau memotret dengan
sebuah tablet 10 inci?
Sapuan Spesial S Pen
Nah, ini yang paling
menarik dari keluarga Note-nya Samsung Galaxy: S Pen. Terutama bagi
mereka yang senang menggambar, bisa jadi S Pen ini satu-satunya alasan
yang membuat Galaxy Note layak dibeli.
S Pen pad Galaxy Note
10.1 sedikit berbeda dibandingkan yang digunakan di Galaxy Note generasi
pertama. Kali ini, Samsung memakai teknologi Wacom, yang memang sudah
jadi patokan pena plus tablet di kalangan desainer grafis.
Ukuran dan material S Pen terbilang cukup nyaman untuk digunakan sebagai
pena. S Pen bisa digunakan di layar dan mendeteksi posisi maupun
tekanan pena untuk menghasilkan efek yang berbeda.
Saat S Pen
dikeluarkan atau dimasukkan pada tempatnya di bagian bawah tablet, ada
efek suara yang muncul. Ini mungkin fitur yang menarik atau tidak,
tergantung dari selera pengguna pada bunyi-bunyian. Yang lebih penting,
saat pena dikeluarkan, akan muncul otomatis ikon dari beberapa aplikasi
pilihan yang dianggap paling mampu memanfaatkan S Pen.
Sayangnya, jajaran aplikasi yang muncul saat S Pen dikeluarkan itu tidak
bisa dipilih atau diganti. Pengguna hanya bisa mengatur untuk
menampilkan deretan ikon itu atau otomatis menjalankan salah satu
aplikasi itu.
Aplikasi bawaan Samsung yang paling jelas
memanfaatkan kemampuan S Pen adalah S Note. Dengan beberapa mode alat
gambar (pulpen, pensil, kuas hingga highlighter) aplikasi ini bisa
digunakan untuk sekadar corat-coret ide hingga membuat sketsa.
S Note juga memiliki kemampuan pengenalan tulisan tangan. Meskipun,
saat dicoba, pengenalan tulisan tangan itu tampaknya lebih ramah untuk
Bahasa Inggris daripada Bahasa Indonesia.
Untuk memunculkan
kemampuan membaca tulisan tangan itu juga agak mengecoh. Kemampuan ini
bisa diaktifkan saat keyboard virtual tampil di layar, kemudian pengguna
harus menyentuh dan tahan tombol Settings yang ada di keyboard hingga
muncul pilihan dengan icon microphone, pena dan gir. Masing-masing icon
itu berarti: microphone untuk mengaktifkan pendiktean; pena untuk
tulisan tangan; dan gir untuk pengaturan.
Kemampuan S Pen akan
sangat terasa saat menjalankan aplikasi grafis. Untungnya, Galaxy Note
10.1 dilengkapi dengan Photoshop Touch (PS Touch) yang telah
dioptimalkan untuk perangkat ini sehingga mampu mendeteksi variasi
tekanan pada S Pen.
Multitasking, Multiscreen
Sedikit banyak
Samsung mengajari pembuat tablet Android, seperti apa harusnya
multitasking. Meskipun ini jauh dari sempurna, namun beberapa hal
adalah ide bagus yang potensial.
Multitasking di Galaxy Note
10.1 muncul dalam wujud aplikasi tertentu yang berjalan di jendela
tersendiri. Aplikasi seperti Task Manager, misalnya, muncul sebagai
jendela kecil di atas aplikasi lain.
Kemudian, aplikasi
pemutar video bawaan di Galaxy Note 10.1 juga bisa "dilepas" sehingga
video yang diputar berada di jendela kecil, melayang-layang di layar di
atas aplikasi lain. Ini memungkinkan pengguna memutar video sambil
melakukan hal lain: multitasking.
Samsung juga
mengedepankan fitur Multiscreen. Jika diaktifkan dua aplikasi bisa
berjalan berdampingan di saat yang sama, dengan membelah layar menjadi
dua bagian. Sayangnya, kemampuan Multitasking dan Multiscreen itu masih
terbatas. Hanya aplikasi tertentu saja yang bisa menjalankannya, yaitu
aplikasi bawaan dari Galaxy Note 10.1.
Kesimpulan
Dari sisi performa, Galaxy Note 10.1 terbilang handal untuk menjalankan
aplikasi yang cukup berat. Tidak heran, prosesornya memang sudah
quad-core, sehingga lebih mumpuni. Meski begitu, pengguna perlu
mengawasi aplikasi apa saja yang berjalan atau "masih tersisa" di latar
belakang. Manfaatkan aplikasi Task Manager untuk mematikan aplikasi
aktif dan, sesekali, mengosongkan memori sementara.
Untuk daya
tahan baterai, selama pengujian performa baterai Galaxy Note cukup baik
tergantung dari aplikasi yang dijalankan. Jika sambil menyalakan WiFi
dan 3G, baterai hanya bertahan 4-5 jam. Namun jika WiFi non-aktif dan
penggunaan terbatas, baterainya bisa bertahan hingga 1 hari atau lebih.
Hal paling menjanjikan dari perangkat ini adalah S Pen dan kemampuan
Multitasking plus Multiscreen-nya. Sayangnya, kemampuan khusus tersebut
belum dibarengi pilihan aplikasi yang melimpah. Jika Samsung bisa
membuka diri dan meyakinkan developer untuk mengembangkan aplikasi yang
memanfaatkan kemampuan khusus S Pen atau Multitasking dan Multiscreen
tadi, tentu perangkat ini akan makin berguna.
Kelebihan:
- S Pen dengan teknologi Wacom
- Multiscreen dan Multitasking
- Prosesor yang kencang
- Layar lebar, makin luas untuk menggambar
Kekurangan:
- Banyak suara yang "tidak perlu"
- Memori perlu diperhatikan dan sering "dibersihkan"
- Terasa kurang kokoh saat dipegang
- Multiscreen dan Multitasking hanya untuk aplikasi bawaan
http://www.youtube.com/watch?feature=player_embedded&v=EuftIK7-YEc
Tidak ada komentar:
Posting Komentar