Selasa, 18 September 2012

Galaxy Note 10.1, Makin Lebar untuk Menggambar

KOMPAS.com - roziirawan.blogspot.com - Perkembangan layar sentuh capacitive seakan menihilkan kebutuhan akan stylus. Tak lagi perlu alat bantu, interaksi dengan gadget bisa dilakukan langsung dengan sentuhan tangan.

Tapi segala jenis sentuhan tangan ternyata belum bisa menggantikan peran pena di atas kertas untuk kebutuhan tertentu. Terutama, tentunya, kebutuhan yang terkait gambar-menggambar seperti desain grafis, olah foto atau sekadar corat-coret ide.

Oleh karena itu, mungkin inovasi terbaik yang pernah dilakukan Samsung pada Android adalah menambahkan stylus pada Galaxy Note. Penambahan stylus yang dilakukan Samsung berbeda dengan yang dilakukan vendor lain. Sejauh ini, S Pen Samsung termasuk yang paling lancar di Android.

Galaxy Note boleh dibilang sukses sebagai sebuah perangkat semi-tablet yang digunakan untuk menggambar. Maka langkah logis selanjutnya adalah memperluas permukaan layarnya: lahirlah Galaxy Note 10.1.

Dengan layar lebih luas, Galaxy Note 10.1 sungguh-sungguh sebuah tablet. Tapi, apakah inovasinya berhenti di sekadar "menambahkan stylus pada Galaxy Tab 2"? Mari simak bersama dalam ulasan KompasTekno ini. (Simak juga video review-nya di bagian bawah tulisan ini)

Bentuk dan Desain

Mari mulai dengan bentuk fisiknya. Sepintas, penampakan Galaxy Note 10.1 nyaris tak ada bedanya dengan Galaxy Tab 2 10.1. Kami mencoba perangkat dengan warna putih, namun ia juga tersedia dengan pilihan warna hitam.

Dibandingkan Galaxy Tab generasi pertama desain tablet ini memang sudah banyak mengalami perubahan. Wajahnya kini dihiasi oleh bezel warna aluminium. Pada Galaxy Note 10.1, bezel atas dan bawah lebih tipis dibandingkan di Galaxy Tab 2.

Samsung juga menempatkan speaker pada bagian depan tablet, ini mengurangi kemungkinan speaker tertutup tangan saat digunakan menonton video dan lainnya.

Penempatan tombol dan port Galaxy Note 10.1 difokuskan pada sisi atas perangkat. Mulai dari audio jack (untuk headphone), pengirim sinyal inframerah (seperti remote control), slot untuk SD Card, pengatur volume dan tombol power.

Di bagian bawah, Samsung tampak masih mempertahankan port data dan daya yang pipih. Port ini sungguh ganjil, karena sekilas mirip port pada iPad namun jelas tak akan cocok jika kabel iPad ditanam di sana. Akan lebih baik jika Samsung melupakan jenis port ini dan menggunakan port micro-USB yang lebih lazim.

Di bagian bawah juga adalah tempat keluarnya S Pen, pena stylus khas untuk Galaxy Note 10.1. Pena ini tersembunyi di sebuah slot khusus yang ada di sisi kanan perangkat.

Paduan warna putih dan perak pada Galaxy Note 10.1 yang kami coba tampak cukup manis. Entah kalau sudah digunakan cukup lama, apakah warna putih itu akan ternodai seiring aktivitas pengguna. Selain putih, Samsung menyediakan pilihan warna hitam.

Kesan pertama yang didapatkan saat memegang Galaxy Note 10.1 memang tidak terlalu mantap. Elemen plastik yang digunakan pada tubuh tablet ini tidak terasa kokoh di tangan.

Di sisi lain, pemilihan plastik memungkinkan Galaxy Note 10.1 terasa ringan. Jauh lebih ringan dibandingkan perangkat tablet lain yang menggunakan permukaan aluminium.

Di bagian belakang tablet ada sebuah kamera. Kualitasnya jangan terlalu diharapkan. Lagipula, siapa sih yang mau memotret dengan sebuah tablet 10 inci?

Sapuan Spesial S Pen

Nah, ini yang paling menarik dari keluarga Note-nya Samsung Galaxy: S Pen. Terutama bagi mereka yang senang menggambar, bisa jadi S Pen ini satu-satunya alasan yang membuat Galaxy Note layak dibeli.

S Pen pad Galaxy Note 10.1 sedikit berbeda dibandingkan yang digunakan di Galaxy Note generasi pertama. Kali ini, Samsung memakai teknologi Wacom, yang memang sudah jadi patokan pena plus tablet di kalangan desainer grafis.

Ukuran dan material S Pen terbilang cukup nyaman untuk digunakan sebagai pena. S Pen bisa digunakan di layar dan mendeteksi posisi maupun tekanan pena untuk menghasilkan efek yang berbeda.

Saat S Pen dikeluarkan atau dimasukkan pada tempatnya di bagian bawah tablet, ada efek suara yang muncul. Ini mungkin fitur yang menarik atau tidak, tergantung dari selera pengguna pada bunyi-bunyian. Yang lebih penting, saat pena dikeluarkan, akan muncul otomatis ikon dari beberapa aplikasi pilihan yang dianggap paling mampu memanfaatkan S Pen.

Sayangnya, jajaran aplikasi yang muncul saat S Pen dikeluarkan itu tidak bisa dipilih atau diganti. Pengguna hanya bisa mengatur untuk menampilkan deretan ikon itu atau otomatis menjalankan salah satu aplikasi itu.

Aplikasi bawaan Samsung yang paling jelas memanfaatkan kemampuan S Pen adalah S Note. Dengan beberapa mode alat gambar (pulpen, pensil, kuas hingga highlighter) aplikasi ini bisa digunakan untuk sekadar corat-coret ide hingga membuat sketsa.

S Note juga memiliki kemampuan pengenalan tulisan tangan. Meskipun, saat dicoba, pengenalan tulisan tangan itu tampaknya lebih ramah untuk Bahasa Inggris daripada Bahasa Indonesia.

Untuk memunculkan kemampuan membaca tulisan tangan itu juga agak mengecoh. Kemampuan ini bisa diaktifkan saat keyboard virtual tampil di layar, kemudian pengguna harus menyentuh dan tahan tombol Settings yang ada di keyboard hingga muncul pilihan dengan icon microphone, pena dan gir. Masing-masing icon itu berarti: microphone untuk mengaktifkan pendiktean; pena untuk tulisan tangan; dan gir untuk pengaturan.

Kemampuan S Pen akan sangat terasa saat menjalankan aplikasi grafis. Untungnya, Galaxy Note 10.1 dilengkapi dengan Photoshop Touch (PS Touch) yang telah dioptimalkan untuk perangkat ini sehingga mampu mendeteksi variasi tekanan pada S Pen.

Multitasking, Multiscreen

Sedikit banyak Samsung mengajari pembuat tablet Android, seperti apa harusnya multitasking. Meskipun ini jauh dari sempurna,  namun beberapa hal adalah ide bagus yang potensial.

Multitasking di Galaxy Note 10.1 muncul dalam wujud aplikasi tertentu yang berjalan di jendela tersendiri. Aplikasi seperti Task Manager, misalnya, muncul sebagai jendela kecil di atas aplikasi lain.

Kemudian, aplikasi pemutar video bawaan di Galaxy Note 10.1 juga bisa "dilepas" sehingga video yang diputar berada di jendela kecil, melayang-layang di layar di atas aplikasi lain. Ini memungkinkan pengguna memutar video sambil melakukan hal lain: multitasking.

Samsung juga mengedepankan fitur Multiscreen. Jika diaktifkan dua aplikasi bisa berjalan berdampingan di saat yang sama, dengan membelah layar menjadi dua bagian. Sayangnya, kemampuan Multitasking dan Multiscreen itu masih terbatas. Hanya aplikasi tertentu saja yang bisa menjalankannya, yaitu aplikasi bawaan dari Galaxy Note 10.1.

Kesimpulan

Dari sisi performa, Galaxy Note 10.1 terbilang handal untuk menjalankan aplikasi yang cukup berat. Tidak heran, prosesornya memang sudah quad-core, sehingga lebih mumpuni. Meski begitu, pengguna perlu mengawasi aplikasi apa saja yang berjalan atau "masih tersisa" di latar belakang. Manfaatkan aplikasi Task Manager untuk mematikan aplikasi aktif dan, sesekali, mengosongkan memori sementara.

Untuk daya tahan baterai, selama pengujian performa baterai Galaxy Note cukup baik tergantung dari aplikasi yang dijalankan. Jika sambil menyalakan WiFi dan 3G, baterai hanya bertahan 4-5 jam. Namun jika WiFi non-aktif dan penggunaan terbatas, baterainya bisa bertahan hingga 1 hari atau lebih.

Hal paling menjanjikan dari perangkat ini adalah S Pen dan kemampuan Multitasking plus Multiscreen-nya. Sayangnya, kemampuan khusus tersebut belum dibarengi pilihan aplikasi yang melimpah. Jika Samsung bisa membuka diri dan meyakinkan developer untuk mengembangkan aplikasi yang memanfaatkan kemampuan khusus S Pen atau Multitasking dan Multiscreen tadi, tentu perangkat ini akan makin berguna.

Kelebihan:
- S Pen dengan teknologi Wacom
- Multiscreen dan Multitasking
- Prosesor yang kencang
- Layar lebar, makin luas untuk menggambar

Kekurangan:
- Banyak suara yang "tidak perlu"
- Memori perlu diperhatikan dan sering "dibersihkan"
- Terasa kurang kokoh saat dipegang
- Multiscreen dan Multitasking hanya untuk aplikasi bawaan

http://www.youtube.com/watch?feature=player_embedded&v=EuftIK7-YEc


Tidak ada komentar:

Posting Komentar